Iklan  

Pahami Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling untuk Tingkatkan Penjualan

perbedaan hard selling dan soft selling

Halo Sobat Casa! Dalam dunia marketing terdapat dua metode pemasaran, yaitu hard selling dan soft selling. Kedua metode ini memiliki fungsi yang berbeda, meskipun tujuannya sama, yaitu untuk meningkatkan penjualan. Walau begitu, mengenal perbedaan hard selling dan sift selling sangat penting dilakukan oleh penjual. Karena ini akan berpengaruh pada promosi yang dilakukan.

Apa itu Hard Selling?

Hard selling merupakan strategi penjualan yang menekankan pada aspek persuasi secara langsung kepada calon pembeli. Penjual akan berusaha semaksimal mungkin untuk membujuk calon pelanggan agar segera membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Teknik hard selling biasanya dilakukan dengan cara menawarkan produk atau jasa secara langsung, dengan menekankan pada manfaat dan keunggulan produk tersebut. Penjual juga akan menggunakan berbagai macam teknik persuasi, seperti memberikan diskon, jaminan, atau garansi.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan asuransi jiwa mengadakan promosi diskon besar-besaran. Diskon tersebut hanya berlaku selama satu hari saja, yaitu pada tanggal 20 Januari 2024.

Sebagai media promosi, perusahaan asuransi tersebut memasang iklan di berbagai media, termasuk televisi, radio, dan media sosial. Iklan tersebut menampilkan berbagai keunggulan produk asuransi jiwa yang ditawarkan, serta menekankan bahwa diskon tersebut hanya berlaku untuk waktu yang sangat singkat.

Iklan tersebut juga menampilkan testimoni dari beberapa orang yang telah menggunakan produk asuransi jiwa tersebut. Testimoni tersebut menekankan bahwa produk asuransi jiwa tersebut sangat bermanfaat, dan dapat memberikan perlindungan yang maksimal bagi keluarga.

Iklan tersebut diharapkan dapat mendorong calon konsumen untuk segera membeli produk asuransi jiwa tersebut sebelum diskon berakhir.

Baca juga ;  Pasang Iklan di Detik: Strategi Ampuh untuk Menjangkau Target Market

Apa itu Soft Selling?

Soft selling merupakan strategi penjualan yang dilakukan secara tidak langsung. Dengan kata lain, penjual tidak memaksakan calon pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Sebaliknya, penekanan utama soft selling adalah memberikan informasi edukatif pada pelanggan, memahami kebutuhan mereka, serta membangun kepercayaan.

Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan, menciptakan loyalitas, dan membangun reputasi brand yang kuat.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan fashion meluncurkan kampanye iklan yang mengusung tema “Inner Beauty”. Kampanye ini bertujuan untuk mempromosikan produk-produk fashion dari perusahaan tersebut, dengan menekankan bahwa kecantikan yang sejati adalah kecantikan yang berasal dari dalam diri.

Kampanye tersebut menampilkan berbagai foto dan video yang menunjukkan wanita-wanita dari berbagai latar belakang, dengan berbagai bentuk dan ukuran tubuh. Model wanita di dalam kampanye tersebut menampilkan kecantikan diri mereka dengan percaya diri.

Alih-alih menggunakan call to action untuk membeli produk mereka secara langsung, teknik soft selling seperti ini lebih sering menggunakan slogan yang menginspirasi, seperti “Kecantikan yang sejati adalah kecantikan yang datang dari dalam diri”, “Jangan takut menjadi diri sendiri”, dan “Keindahan tidak memiliki ukuran”.

Strategi marketing seperti ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat tentang kecantikan, dan mendorong mereka untuk mencintai diri sendiri apa adanya dengan cara membeli produk fashion yang mengusung kampanye tersebut

Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling

Berikut perbedaan mendasar antara hard selling dan soft selling, antara lain:

  • Tujuan

Hard selling bertujuan untuk membujuk calon pelanggan untuk membeli produk atau jasa dalam waktu singkat, sedangkan soft selling bertujuan untuk membangun hubungan dengan calon pelanggan dan mendorong terjadinya penjualan berulang.

  • Target pasar

Hard selling biasanya lebih cocok untuk target pasar yang impulsif dan mudah dipengaruhi, sedangkan soft selling biasanya lebih cocok untuk target pasar yang rasional dan membutuhkan informasi lebih lanjut sebelum memutuskan untuk membeli.

  • Efektivitas

Hard selling dapat efektif untuk menghasilkan penjualan yang cepat dalam jangka pendek, tetapi sering mendapat kesan negatif dari calon pelanggan. Sedangkan soft selling efektif untuk menghasilkan penjualan yang berkelanjutan dalam jangka panjang, tetapi membutuhkan waktu dan upaya yang lebih lama.

Baca juga ;  Catat! Ini Jenis Iklan Online yang Wajib Diketahui Pelaku Bisnis

Hard selling dan soft selling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan strategi marketing yang tepat bergantung pada berbagai faktor bisnis yang kamu miliki, seperti produk atau jasa yang ditawarkan, target pasar, dan situasi penjualan.

Jika Sobat Casa membutuhkan bantuan untuk meningkatkan penjualan bisnis, Casa Kreatif siap membantu. Casa Kreatif menawarkan jasa penerbitan press release yang dapat membantu meningkatkan brand awareness bisnis kamu.

Casa Kreatif merupakan perusahaan Digital Public Relation Agency yang menawarkan jasa digital advertising. Sobat Casa bisa melihat produk Casa Kreatif lainnya di layanan Casa Kreatif

Yuk, tingkatkan penjualan dengan memasarkan produk bisnis lewat press release Casa Kreatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *